Jumat, 10 Januari 2014

Basuki : Pemerintah Salah Kebijakan, Kenapa Gas Enggak Disubsidi?

Basuki : Pemerintah Salah Kebijakan, Kenapa Gas Enggak Disubsidi?

JAKARTA, KOMPAS.com — Kebijakan pemerintah soal subsidi bahan bakar dinilai salah. Seharusnya subsidi diberikan untuk elpiji, bukan untuk bahan bakar minyak (BBM).

"Enggak semua kampung punya biogas kotoran sapi. Makanya saya bilang, pemerintah salah kebijakan, kenapa gas enggak disubsidi?" kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, di Balaikota Jakarta, Senin (6/1/2014).

Menurut Basuki, subsidi selayaknya diberikan untuk semua tabung gas, bukan hanya untuk tabung gas 3 kg. Potensi penyelewengan subsidi pada gas, kata dia, lebih kecil dibanding BBM.

Kalau Pertamina mengaku rugi, ia mempertanyakan kenapa tidak mencabut subsidi BBM dan mengalihkannya pada gas. Proyek pengendalian konsumsi BBM dalam bentuk Radio Frequency Identification (RFID) yang menghabiskan dana Rp 800 miliar, menurutnya, lebih baik dialihkan untuk subsidi elpiji.

Basuki menyadari posisinya sebagai Wakil Gubernur akan dipandang tidak elok bicara soal kemelut kenaikan harga elpiji.

"Saya susah nanti kalau ikut campur, orang ribut sama saya. Nanti dibilang wagubkomentarin pusat lagi," ujarnya.

Di Jakarta, tabung elpiji 12 kilogram yang sebelumnya seharga Rp 78.000 melonjak 68 persen menjadi Rp 138.000. Akibatnya, sejumlah anggota masyarakat beralih ke tabung elpiji 3 kilogram yang disubdisi pemerintah.

Banyaknya anggota masyarakat yang beralih ini pun membuat tabung elpiji 3 kilogram semakin sulit ditemukan di pasar. Pertamina berdalih terpaksa menaikkan harga elpiji 12 kilogram sebagai akibat dari bisnis yang terus merugi.



Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/01/06/2053254/Basuki.Pemerintah.Salah.Kebijakan.Kenapa.Gas.Enggak.Disubsidi.

Analisis : Perkataan WaGub DKI, Basuki, memang patut direnungkan kembali. Rakyat kecil sangat membutuhkan Gas. Jika harga gas melambung tinggi, hal ini akan bersampak padabanyak hal lain dan menyebabkan rakyat kesulitan, sementara gas elpiji 3kg  sudah mulai langka.

Ini penyebab utang luar negeri Indonesia tembus Rp 3.204 triliun

Ini penyebab utang luar negeri Indonesia tembus Rp 3.204 triliun

Reporter : Idris Rusadi Putra


 Hingga Oktober 2013, utang luar negeri pemerintah dan swasta tembus USD 262,4 miliar atau setara dengan Rp 3.204 triliun. Total utang ini terus membengkak di mana pada bulan sebelumnya atau September 2013 hanya USD 259,9 miliar.

Ketua Koalisi Anti Utang (KAU) Dani Setiawan mengatakan terus membengkaknya utang luar negeri karena pemerintah tidak punya cukup uang untuk membayar utang masa lalu. untuk membayarnya, pemerintah juga terus menambah utang luar negeri.

"Itulah kita sekarang mengalami Net Negative Transfer. Utang luar negeri sekarang saja tidak cukup untuk membayar kewajiban utang lama," jelas Dani ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta, Kamis (26/12).

Untuk menyiasati pembayaran utang masa lalu, pemerintah terus menambah utang dengan menerbitkan SBN (Surat Berharga Negara), obligasi valas (valuta asing) dan lain sebagainya.

"Mereka (pemerintah) terus menyiasati dan ini gali lobang tapi lobang yang lain tidak tertutup," jelasnya.

Dalam konteks utang luar negeri pemerintah, Dani menilai pemerintah dalam masa kesulitan. Disaat utang luar negeri membengkak fundamental negara tidak bertambah kuat. Kreditur atau pemberi utang sudah mulai kehilangan kredibilitas dan kepercayaan kepada Indonesia.

"Fundamental negara kita saat ini sedang rapuh. Kreditur juga sudah mulai takut nanti negara tidak sanggup membayar utang," tutupnya singkat.

Untuk informasi, hingga Oktober 2013 utang luar negeri pemerintah dan swasta Indonesia mencapai USD 262,4 miliar (setara Rp 3.204 triliun). Angka ini terus naik dibanding pada September 2013 ketika total utang luar negeri Indonesia USD 259,9 miliar.

Dari data bank sentral yang dikutip merdeka.com Minggu (22/12), utang luar negeri tersebut terbagi menjadi utang luar negeri pemerintah dan bank sentral mencapai USD 125,8 miliar serta utang swasta sebesar USD 136,6 miliar.



Sumber : http://m.merdeka.com/uang/ini-penyebab-utang-luar-negeri-indonesia-tembus-rp-3204-triliun.html

Analisis : Hutang yang begitu membengkak terasa sangat sulit untuk dilunasi. Hal ini dikarenakan oleh bangsa Indonesia yang masih belum bisa dapat mandiri memenuhi kebutuhannya padahal Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan berbagai sumber daya. Pemerintah harus lebih memaksimalkan penggunaan dan pengolahan sumber daya di Indonesia agar tidak terus melakukan impor dari luar negeri.

2013, utang luar negeri Indonesia capai USD 259,867 M

2013, utang luar negeri Indonesia capai USD 259,867 M

Reporter : Ahmad Baiquni


 Beban utang luar negeri Indonesia dalam kurun waktu Januari hingga Oktober 2013 terbilang cukup besar. Jumlah total utang tersebut mencapai USD 259,867 miliar yang terbagi menjadi utang pemerintah dan swasta.

"Data Bank Indonesia menunjukkan utang luar negeri pemerintah sampai dengan Oktober 2013 senilai USD 123,212 miliar dan posisi utang luar negeri swasta sebesar USD 136,655 miliar," ujar Direktur Eksekutif Indonesia for Global Justice (IGJ) M Riza Damanik melalui keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (29/12).

Riza mengatakan, angka tersebut belum termasuk jumlah utang luar negeri yang belum terbayar pada tahun-tahun sebelumnya. Jika diakumulasi, menurut dia, total utang luar negeri pemerintah dan swasta dalam rupiah mencapai Rp 3.118,404 triliun.

Selanjutnya, Riza menerangkan, hal itu berdampak pada pembiayaan pokok dan bunga pemerintah sebesar USD 1.283 miliar. Sementara total pembiayaan pokok dan bunga swasta mencapai USD 31,223 miliar.

"Total pembiayaan pokok serta bunga pemerintah dan swasta tahun 2013 mencapai USD 31.506 miliar," pungkas dia


Sumber : http://m.merdeka.com/uang/2013-utang-luar-negeri-indonesia-capai-usd-259867-m.html

Analisis : Hutang luar negeri Indonesia sangat banyak. Sepertinya dari tahun ke tahun hutang Indonesi tidak berkurang, dan malah terus bertambah. Uang yang dibayarkan Indonesia ke luar negeri sebagian besar hanya untuk membayar bunga nya saja. Pemerintah harus bertindak tegas dalam hal ini.

Biaya hidup di Jakarta Rp 7,5 juta, Banyuwangi Rp 3 juta/bulan

Biaya hidup di Jakarta Rp 7,5 juta, Banyuwangi Rp 3 juta/bulan

Reporter : Ardyan Mohamad


 Data Survei Biaya Hidup 2012 dilansir oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Dalam penelitian itu, disebutkan Jakarta merupakan kota dengan biaya hidup tertinggi se-Indonesia, mencapai rerata Rp 7.500.726 per bulan untuk setiap rumah tangga.

Kepala BPS Suryamin mengatakan, rata-rata biaya hidup Jakarta itu didasarkan asumsi bahwa satu rumah tangga menanggung 4 anggota keluarga. "Sedangkan secara nasional, rata-rata biaya hidup di perkotaan sebesar Rp 5,6 juta," ujarnya di Jakarta, Kamis (2/1).

Dari survei tersebut, Banyuwangi menjadi kota dengan biaya hidup paling rendah di Indonesia. Satu rumah tangga cukup mengeluarkan belanja rutin Rp 3 juta saban bulan, dengan asumsi jumlah anggota keluarga yang ditanggung ada 3 orang.

Dari segi pembentuk biaya hidup, bahan makanan menyedot belanja rutin rumah tangga tertinggi, mencapai 35,04 persen. Disusul kemudian belanja non-makanan yang wujudnya bervariasi, sebesar 64,96 persen dari pengeluaran rutin masyarakat.

Berdasarkan sudut pandang tersebut, Jakarta menjadi kota yang membuat warganya tidak banyak mengeluarkan uang untuk makanan, namun lebih banyak buat kebutuhan non-makanan. Sebaliknya, Kota Meulaboh, di Provinsi Aceh, merupakan wilayah yang warganya rata-rata mengeluarkan duit besar untuk pangan.

Jika dibandingkan dengan survei biaya hidup 2007, Suryamin mengatakan, secara nasional proporsi pengeluaran pangan menurun, dari 36,12 persen menjadi 35,04 persen. "Non makanan meningkat, dari 63,88 persen menjadi 64,96 persen," tuturnya.

Belanja non-makanan itu misalnya perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar, yang pada 2012, menyumbang 25,37 persen belanja rutin bulanan rumah tangga.

Survei biaya hidup ini dilaksanakan di 82 kota, terdiri dari 33 Ibu kota provinsi, serta 49 kota/kabupaten. Total sampel rumah tangga yang diteliti sebanyak 136.080. Suryamin menyatakan, data 2012 akan menjadi acuan inflasi atau deflasi pada periode selanjutnya. "Pembaruan ini memang selalu kita lakukan setiap lima tahun, supaya data inflasi lebih akurat," ucapnya.


Sumber : http://m.merdeka.com/uang/biaya-hidup-di-jakarta-rp-75-juta-banyuwangi-rp-3-jutabulan.html

Analisis : Biaya hidup di ibukota memang mahal. Karena itu lebih baik pemerintah menata ulang infrastruktur di daerah agar masyarakat daerah tidak terus menerus datang ke ibukota. Sehingga keluarga dengan ekonomi pas-pasan tetap dapat tercukupi kebutuhannya di daerah.

RI Masih Belum Peduli Membangun Sektor Kelautan

RI Masih Belum Peduli Membangun Sektor Kelautan

Liputan6.com, Jakarta : Indonesia dinilai terlalu memfokuskan pada pembangunan ekonomi di darat, seperti ke Pulau Jawa, Sumatera dan Bali. Padahal, Indonesia memiliki luas lautan terbesar di dunia.

Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, Emil Salim mengatakan, jika Indonesia tak secepatnya memperbaiki hal ini bisa menjadi boomerang bagi kehancuran negara kesatuan.

"Ketika perjalanan ini terus difokuskan bagian darat saja, maka bisa menghancurkan negara kesatuan. Indonesia itu bukan hanya daratan saja, Indonesia itu luas dari Sabang sampai Marauke," ujar Emil ketika ditemui dalam acara Seminar Nasional Indonesia Maritime Institute (IMI) dan Lounching serta Lelang hasil rancangan IMI berupa Flying Boat GEVER-OS di Jakarta, Senin (14/10/2013).
RI
Emil mengakui, memang tidak mudah membangun perekonomian dalam sektor kelautan. Namun ini harus bisa dilakukan. Misalnya dengan mendorong industri perkapalan, perlautan serta dok. Sehingga nantinya bisa menyatukan Indonesia Timur dan Indonesia Barat.

"Kita perlu program maritim yang mencakup jangka panjang. Nantinya akan berada dalam pengembangan SDM pelayaran, pembuatan kapal, operator keselamatan pelayaran, dan memokuskan kepelabuhan ada di Sorong. Itu yang harus dilakukan," tegas dia.

Selain itu, ia menjelaskan, Indonesia juga harus bisa mengembangkan sumber daya manusia (SDM), sehingga bisa mengelola sumber daya mineral yang lebih baik, migas lepas pantai, dan energi gelombang yang harus dikembangkan.

"Untuk itu dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi RI, haruslah membangun maritim juga. Pembangunan maritim harus dilaksana hari ini juga, jangan ada penundaan lagi pembangunan maritim itu, jika ditunda maka akan sangat tidak baik bagi pembangunan ekonomi kita," jelas Emir. (Dis/Nur)

Sumber : http://m.liputan6.com/bisnis/read/719519/ri-masih-belum-peduli-membangun-sektor-kelautan

Analisis : Indonesia belum terlalu mempedulikan sektor kelautan. Padahal Indonesia termasuk negara yang kaya akan hasil laut, dan merupakan negara maritim. Industri perkapalan antar pulau saja masih minim sehingga biaya pengiriman barang antar daerah khususnya ke daerah timur Indonesia terkadang masih lebih mahal bia

Indonesia disebut-sebut masuk kekuatan ekonomi baru

Indonesia disebut-sebut masuk kekuatan ekonomi baru

Reporter : Ardyan Mohamad

Pada 2001, pengamat ekonomi internasional ramai-ramai menyebut fenomena bangkitnya negara BRIC yang diramal bakal mendominasi dunia di masa mendatang, yakni Brasil, Rusia, India, dan China. Belum lama, muncul lagi akronim anyar buat menyebut calon kekuatan ekonomi global, Indonesia menjadi salah satu bagiannya.

Seperti dilansir oleh BBC kemarin (6/1), empat negara yang akan menjadi raksasa ekonomi itu dilafalkan MINT, akronim dari Meksiko, Indonesia, Nigeria, dan Turki. Pengamat yang mencetuskan pandangan ini adalah Jim O'Neill, kepala ekonom Lembaga Keuangan Goldman Sachs.

Berdasarkan simulasi Goldman Sachs, ekonomi Indonesia pada 2050 bakal ada di urutan ke-9 dunia, dengan Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai USD 6,04 triliun, atau setara Rp 7.308 triliun (dengan asumsi kurs Rp 12.260 per USD mengacu Bloomberg).

Apabila pengandaian skenario itu tak meleset jauh, maka beberapa dekade mendatang Indonesia akan mengalahkan perekonomian Inggris, Prancis, dan Jerman. O'Neill beralasan, Indonesia wajib dipandang optimis lantaran merupakan motor penggerak Asia Tenggara, namun tetap menjalin perdagangan intensif dengan China.

Kendati memuji potensi Indonesia, termasuk dari konsumsi domestik dan bonus demografi terhadap pasokan dunia kerja, O'Neill menyebut ramalan pihaknya bisa salah, jika pemerintah Indonesia tidak mengatasi setidaknya dua masalah utama.

"Negara itu wajib mengatasi ketergantungan perdagangan komoditas dan perlu meningkatkan kualitas infrastruktur," ujarnya.

Di sisi lain, Meksiko akan sedikit di atas Indonesia, yakni di urutan ke-8 sejagat, berkat PDB sebesar USD 6,95 triliun. Sedangkan Nigeria menjadi kekuatan ekonomi ke-13 dunia (USD 4,91 triliun), dan terakhir Turki, berada di posisi 14 dengan PDB mencapai USD 4,45 triliun.

O'Neill menyoroti, anggota MINT rata-rata diberkahi sumber daya alam dan letak geografis yang bisa mendorong aktivitas ekonomi. Namun, masalah yang menimpa keempat negara itu cenderung sama, yakni birokrasi tidak efisien, korupsi, serta ongkos logistik yang terlalu mahal.

Meski memberi catatan kritis, O'Neill percaya situasi di empat negara itu stabil, maka MINT bakal masuk jajaran kekuatan ekonomi dunia baru.

"Saya tetap yakin MINT akan bisa masuk jajaran rasaksa ekonomi, menyusul Amerika Serikat, China, dan BRICs. Cuma, barangkali butuh waktu minimal 30 tahun," tandasnya.


Sumber : http://m.merdeka.com/uang/indonesia-disebut-sebut-masuk-kekuatan-ekonomi-baru.html

Analisis : Rasanya masih terlalu dini untuk mengatakan Indonesia memasuki kekuatan ekonomi baru, karena Indonesia masih dalam tahap pembenahan ekonomi setelah kemRin sempat jatuh. Pemerintah harus lebih cermat melihat potensi yang dimiliki Indonesia agar Indonesia benar-benar bisa memasuki kekuatan baru.

Dahlan: Amerika Bersin, Semua Negara Kena Flu

Dahlan: Amerika Bersin, Semua Negara Kena Flu

Liputan6.com, Depok : Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengungkapkan kekacauan ekonomi yang terjadi di sejumlah negara dipengaruhi oleh Amerika Serikat sebagaipusat ekonomi dunia.

Saat menjadi pembicara di hadapan setidaknya 4000 calon mahasiswa baru Universitas Indonesia (UI) Dahlan mengatakan saat ini sedang ada sentimen dari negara adidaya itu.

"Saat ini Amerika sedang bersin,"ungkapnya di Balerung UI, Depok, Jawa Barat, Kamis (22/8/2013).

Dahlan menjelaskan dahulu dikenal istilah khusus untuk Amerika Serikat dan China sebagai dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia.

"Dulu kenal istilah itu kalo Amerika bersin, semua negara di dunia kena flu. Terus belakangan ada lagi, kalau Tiongkok bersin semua negara di Asia flu, gemetar. Ya sekarang ini Amerika sedang bersin,"jelasnya.

Tidak hanya itu, orang nomor 1 di BUMN ini juga menjelaskan kepada mahasiswa mengenai gambaran kondisi ekonomi indonesia sekarang ini.

Meskipun sedang dalam kondisi tidak baik, Dahlan menyampaikan untuk tidak terlalu dikhawatirkan mengingat Indonesia bukan sebagai negara yang mengalami goncangan ekonomi paling parah.

"Jangan pikirkan ekonomi Indonesia itu paling terguncang, bukan, paling terguncang itu India, Malaysia juga, Thailand, Filipina. Kita di pemerintah sekarang sedang terus berusaha agar tidak terlalu jatuh,"paparnya. (Yas/Ndw)

Sumber : http://m.liputan6.com/bisnis/read/671779/dahlan-amerika-bersin-semua-negara-kena-flu

Analisis : Ketidakstabilan Ekonomi di Indonesia memang tidak bisa dihindari karena pusat perekonomian dunia memang sedang tidak stabil. Hanya bisa di usahakan agar tidak terlalu merosot tajam.

Ekonomi RI Bisa Tumbuh 6,2%, Syaratnya Percepat Infrastruktur

Ekonomi RI Bisa Tumbuh 6,2%, Syaratnya Percepat Infrastruktur

Liputan6.com, Jakarta : Ekonom ADB Edimon Ginting optimistis Indonesia mampu meraih pertumbuhan ekonomi sebesar 6,2% pada tahun ini jika pemerintah segera mempercepat eksekusi pembangunan infrastruktur di seluruh daerah.

"Indonesia masih bisa bertumbuh 6,2% pada akhir 2013 meski pertumbuhan ekspor masih negatif, seperti tahun 2011 menuju 2012 yang tercatat negatif 1,5%. Tapi ekspor sudah mulai on growth," ujar dia di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (5/7/2013).

Edimon menilai, pertumbuhan ekonomi Indonesia bakal didorong investasi domestik maupun asing walaupun tak sederas pencapaian tahun lalu.

"Biarpun tak sekencang 2012, tapi invetasi bisa tetap bagus di tahun ini, karena nett ekspor negatif. Tapi penolong juga ada pada konsumsi," tukasnya.

Pemerintah, lanjut Edimon, memiliki ruang cukup untuk mengalihkan seluruh penghematan dari kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi untuk pembangunan infrastruktur, sehingga mampu menopang pertumbuhan ekonomi.

"Pemerintah harus lebih gencar mempercepat eksekusi pembangunan karena sudah punya ruang karena beban subsidi berkurang, dan belanja infrastruktur naik. Inilah saatnya pemerintah harus cepat mendukung ekonomi negara ini," tandas dia.

Edimon menilai, pemulihan ekspor tidak akan secepat yang dibayangkan. Untuk itu, sumber pertumbuhan ekonomi berasal dari peningkatan investasi serta konsumsi domestik. (Fik/Nur)

Sumber : http://m.liputan6.com/bisnis/read/631481/ekonomi-ri-bisa-tumbuh-62-syaratnya-percepat-infrastruktur

Analisis : Infrastruktur di daerah memang masih minim dibangun karena pembangunan di fokuskan di kota-kota besar seperti Jakarta. Karena itu Pemerintah harus lebih memperhatikan pembangunan infrastruktur di daerah agar ekonomi RI bisa tumbuh lebih baik.

5 Alasan yang Bikin Ekonomi Negara-negara Berkembang Kacau Balau

5 Alasan yang Bikin Ekonomi Negara-negara Berkembang Kacau Balau

Liputan6.com, New Jersey : Belakangan ini perhatian dunia terfokus pada negara-negara berkembang. Hal ini dipicu berbagai kabar buruk perekonomian yang merebak dari negara-negara tersebut.

Seperti dilansir dari CNBC, Kamis (21/8/2013), nilai tukar mata uang India terhadap dolar Amerika Serikat (AS) misalnya, telah anjlok ke level terendah sepanjang tahun ini. Tak hanya itu, nilai tukar rupiah pun tercatat terus mengalami pelemahan dalam beberapa hari terakhir.

Berikut penjelasan para pelaku pasar tentang apa yang menyebabkan negara-negara berkembang mengalami kekacauan ekonomi:

1. Kondisi negara-negara berkembang tengah memburuk untuk sementara waktu. Namun aliran dana yang masuk masih membantu negara-negara tersebut.

2. Pertumbuhan sejak 2009 telah disokong dengan besarnya aliran dana yang diperoleh dari sejumlah program stimulus AS dan China. Bahkan aliran dana tersebut berasal dari negara-negara berkembang lainnya.

3. Investasi asing mulai ditarik keluar dari negara-negara berkembang.

4. Negara-negara berkembang tengah menghadapi beberapa masalah. Hal ini akibat adanya tanda-tanda penghentian stimulus baik dari dalam dan luar negeri. Sementara itu, harga komoditas yang rendah disebabkan lambatnya pertumbuhan di China. Yield obligasi yang lebih tinggi juga membuat negara berkembang kesulitan untut meminjam uang.

5. Kurangnya restrukturasi utang dan investasi infrastruktur (kecuali China) di negara-negara berkembang.

China misalnya, di mana kredit terus meningkat dan sehingga ada beberapa sektor ekonomi yang berkembang terlalu pesat. Sementara itu tak ada aliran dana yang cukup untuk melunasi seluruh utangnya. Dengan kondisi seperti itu, stimulus AS tidak diperlukan. Restrukturasi utang dapat lebih bermanfaat, tapi dalam waktu dekat juga dapat mengganggu stabilitas ekonomi.

Persoalan semacam itu merupakan masalah yang dihadapi banyak negara termasuk AS. Tak ada satu negara pun yang terbukti mampu menahan gangguan ekonomi akibat restrukturasi utang.

Jika Anda ingin melihat tanda betapa negara berkembang tengah menderita masalah ekonomi yang serius, tengoklah India. Di negara tersebut, rupee mencapai level terendah terhadap dolar AS. Banyak investor menarik rupee dan menukarnya dengan dolar dan mata uang lainnya.

Para pejabat India membantah hal tersebut sebagai suatu keharusan, bahkan menurutnya rumor tersebut merupakan kabar buruk. Hal ini karena negaranya bisa dianggap telah kehilangan kendali terhadap rupee.

Hal itu dianggap dapat memperparah masalah yang ada, karena banyak orang akan menggunakan berbagai cara untuk bertahan. Tak heran, pasar gelap makin subur.

Pada Juli, pemerintah India menerapkan larangan impor emas yang menghentikan pengiriman emas ke dalam negeri. Langkah ini menyebabkan kebingungan besar.

"Bayangkan apa yang akan terjadi jika yang terjadi adalah pembatasan mata uang?" pungkasnya. (Sis/Ndw)

Sumber : http://m.liputan6.com/bisnis/read/671485/5-alasan-yang-bikin-ekonomi-negara-negara-berkembang-kacau-balau

Analisis : Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang cukup kacau menghadapi perekonomia dunia. Rupiah semakin melemah, sementara kegiatan impor masih tinggi. Pemerintah dan para menteri nya harus mencari cara agar perekonomian Indonesia tidak lebih kacau dari ini.

Survei: 74,8% Masyarakat Kecewa Kinerja Ekonomi SBY-Boediono

Survei: 74,8% Masyarakat Kecewa Kinerja Ekonomi SBY-Boediono

Liputan6.com, Jakarta : Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan Susilo bambang Yudhoyono-Boediono terkait stabilitas ekonomi masih saja rendah. Survei yang dilakukan Focus Survey Indonesia menyebutkan tingkat kepercayaan terhadap pemerintah hanya 7,3 persen.

"Hanya 7,3 responden yang puas dengan kinerja SBY dalam hal pengendalian stabilitas ekonomi. Sementara 74,8 persen menyatakan kecewa," kata Direktur Focus Survey Indonesia Nelly Rosa Juliana di kawasan Cikini, Jakarta, Jumat (2/8/2013).

Rendahnya angka itu tak lepas dari imbas kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Hal itu diperburuk dengan waktu penetapan yang bertepatan dengan bulan Ramadan dan masa masuk anak sekolah.

Tak hanya itu, kenaikan tarif dasar listrik yang diberlakukan setelah kenaikan harga BBM menambah kekecewaan masyarakat. Kenaikan itu langsung mengatrol harga-harga kebutuhan pokok. Imbasnya penderitaan masyarakat semakin kompleks.

Di samping itu, pemerintahan SBY-Boediono dinilai sangat burk dalan hal sosial keamanan. Hasil survei menyebutkan 72,3 persen masyarakat tidak puas dengan penyelesaian masalah hukum dan keamanan di Indonesia.

"Ada penilaian terjadi keterlambatan dan ketidaktuntasan dalam menyelesaikan masalah gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat, termasuk kasus-kasus bentrokan anggota TNI dengan Polri," lanjut Nelly.

Survei ini melibatkan 10.000 reponden dari 21 provinsi di seluruh Indonesia. Menerapkan metode deskriptif kualitatif, FSI melaksanakan survei sejak tanggal 10-28 Juli 2013 dengan margin eror 2,5 persen. (Eks)

Sumber : http://m.liputan6.com/news/read/656978/survei-748-masyarakat-kecewa-kinerja-ekonomi-sby-boediono

Analisis : Ekonomi Indonesia memang memburuk ketika SBY menjabat di periode ke 2. Kenaikan harga Bbm yang tidak tepat waktunya membuat masyarakat kecewa.

Sabtu, 04 Januari 2014

Contoh Paragraf

- Generalisasi :

Pada tahun 2013 ini, BUMN ini mencatat perolehan pendapatan sebesar Rp 3,2 triliun (non audit) dan laba bersih senilai Rp 673 miliar. Tommy memproyeksi pendapatan perseroan bisa meroket hingga lebih dari 100% pada tahun 2014, seiring penambahan pendapatan non aero atau non tarif dari pengelolaan kawasan komersial di Bandara Ngurah Rai, Terminal 2 Juanda dan Bandara Sepinggan.


- Analogi :

Tubuh terjangkit anemia jika kekurangan darah, atau lebih spesifik lagi kekurangan sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) di dalam sel darah merah) di bawah normal. Orang yang terjangkit anemia mengalami penurunan kondisi tubuh seperti mudah lelah, kurang bergairah, dan mudah ngantuk.

Sirkulasi darah menjadi tidak optimal. jantung, yang berfungsi menyedot dan memonpakan darah ke sekujur tubuh pun tidak bisa bekerja secara optimal.

Analogi darah di dalam perekonomian adalah uang. Sedangkan analogi jantung adalah sektor keuangan dan pemerintah. Sektor keuangan (khususnya perbankan) dan pemerintah berfungsi menyedot darah (uang) dari masyarakat dan memompakan uang itu kembali ke dalam perekonomian. Perbankan menyedot dana dalam bentuk deposit (giro, tabungan, deposito) dan memompakannya kembali ke dalam perekonomian dalam bentuk kredit. Sedangkan pemerintah menyedot dana masyarakat dalam bentuk pajak dan memompakan kembali ke masyarakat dalam bentuk belanja negara.


- Sebab akibat :

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.